MISTERI DI BALIK MISTERI
Ia tak bisa bergerak. Matanya nanap memandang
apa yang dilihat di sudut kamar itu. sejenak ia berpikir bahwa itu hanyalah
ilusi, namun beberapa detiak ia memperjelas apa yang dilihatnya tanpa berkedip
sedikitpun. Tetap saja, sosok itu masih saja ada!! Dialihkannya pandangannya ke
arah lain kini, lalu kembali menatap sudut kamar itu. Hilang!!! Sosok itu sudah
hilang tak berbekas!!
Tanpa pikir panjang lagi, ia segera
berlari ke ruang bawah setelah sebelumnya sempat menyambar handphone-nya di
atas meja. Ia kemudian masuk di kamar adiknya yang kosong. Ia terduduk di tepi
ranjang, memikirkan apa yang dilihatnya tadi. Sungguh di luar dugaannya!!
Setelah agak tenang, ia menelentangkan badannya, sambil menekan beberapa tombol
HP-nya, kemudian menempelkannya di telinga. Menelepon.
***
jam sudah menunjukkan kurang lebih pukul
08.40 malam. Aku segera membereskan buku-buku yang tadi telah ku pelajari.
Tiba-tiba handphone-ku bergetar panjang, tanda ada yang menelepon. Maklum, jika
malam aku tak memakai nada. Ku lihat sekilas di layar handphone-ku tertulis “Cyankk
Younkk Kdull”. Tumben dia nelpon malem-malem gini, pikirku. KU angkat segera
dan terdengar suara di seberang sana menyapa.
“ Assalamu`alaikum”
“ Wa`alaikumussala” jawabku. “ ada
apa? Kok tumben nelpon malem-malem? Kangen ya? Tumben
kangen”.
“Baru aja salam udah di serbu. Belum
aja di kasi tau, udah duluan nanya” sungutnya
“iya deh, maaf,maaf… tapi kok nafasnya
kayak gitu?? Kayak orang udah lari marathon aja”
“Emang dah lari tadi dari kamar atas”
“Ngapain main lari-larian? Malem-malem
lagi. Nyadar dong, Younk tu dah tua” Ejekku.
“Makanya denger dulu! Gimana mau ngasi
tau, dari tadi ngomongnya kayak air ngalir” katanya kesal. “Tadi ada sesuatu di kamar atas, makanya aku lari. Serem
tau!!”jelasnya.
“Haahh??! Apaan? Ceritain donk”
pintaku.
“Gak akan takut kalo ku ceritain? Kan
Ayank tidurnya sendirian”
“Gak kok. Janji gak akan takut” kataku
meyakinkan
Lalu ia pun mulai menceritakan apa
yang di alami dan di lihatnya tadi. Ketika itu ia sedang menonton TV di kamar
atas. Maklum, rumahnya tingkat dua. Ruang atas digunakan sebagai kamar tidur
dengan sebuah ruang keluarga lengkap dengan TV-nya, dan ruang bawah digunakan
sebagai dapur, ruang tamu,kios, dan ruang keluarga juga lengkap dengan TV-nya.
Cukup lama ia bersandar menikmati suguhan hiburan TV, ia pun merasa jenuh
dengan keadaannya. Akhirnya ia memperbaiki posisi duduknya sambil sekilas
mengalihkan pandangannya ke sudut kamar ruangan tersebut. Apa yang dilihatnya
disana cukup membuatnya terkesiap. Detak jantungnya seolah terhenti sejenak
sebegitu kagetnya ia melihat apa yang kini bersandar pada dinding tembok itu.
sesosok bayangan!! Lama ia menatap bayangan itu tanpa kedip, yang disangka
hanya halusinansi belaka,namun tak kunjung hilang. Akhirnya ia yakin dengan apa
yang dilihatnya itu. bukan lagi bayangan yang dilihatnya kini, namun nyata
sekali bahwa itu adalah sosok tubuh wanita!!! Ia menunduk. Ya!! Begitu jelas dalam ingatannya
bentuk dan rupa perempuan itu, ia menundukkan kepalanya, dan rambutnya yang
panjang menutup mukanya hingga di batas dada. Pakaiannya putih, tentu saja.
Namun sosok tubuh itu hanya diam saja tak bergerak, meski agak lama ia menatapnya.
Seketika akhirnya ia pulih dari kekagetannya yang luar biasa, ia segera
mengalihkan pandanganny ke arah lain, berharap bayangan itu takkan terlihat
lagi. Benar saja!! Ketika ia kembali mengarahkan pandangannya ke pojok kamar
itu, bayangan tadi sudah hilang bagai di hisap tembok!!
***
Bel keluar main sudah berlalu 5 menit
yang lalu. Seperti biasa, Eyounk selalu menyempatkan dirinya untuk selalu
datang ke kelasku jika tak ada tugas mendadak yang harus di kerjakannya. Ia
berjalan pelan, seperti tak punya tenaga. Linglung kelihatannya. Setelah duduk
di dekatnya, ku tanya mengapa ia seperti itu.
“Kurang tidur tadi malem, sayang…”
jawabnya seret. “ gara-gara yang tadi malem, kepikiran terus sih..”
“ngapain di pikirin terus sih? Itu kan
Cuma bayangan, Cuma temen rumah aja” hiburku. “emangnya
tadi malem tidurnya di kamar mana? Di kamar atas?”
“iya sih. Emangnya mau tidur dimana
lagi?”
“Yaaa….siapa tahu aja kan, kirain tidur ama Bunda” ejekku sambil
menyebut nama Ibunya. Aku memang
sudah biasa memanggil ibunya seperti itu.
“Enak aja!! Emangnya aku kayak Ayank
apa, anak mami, suka ngambek lagi…” katanya membela diri
“Biarin!! Yang penting happy, bisa
hidup juga.. udah sana, masuk kelas. Udah mau bel nih” kataku
Ia pun kembali ke kelasnya, sambil tak
henti-hentinya memikirkan apa yang dlihatnya tadi malam. Memang, siapa pun yang
mengalami apa yang ia alami itu, pasti tak akan bisa melupakannya begitu saja.
Atau mungkin paling banter malah nggak berani tidur sendirian.
Tapi ia tidak.Sebenarnya ia telah
terbiasa dengan hal-hal semacam ini. Ia pun sudah sering mengalaminya. Tapi
untuk yang satu ini, hanya sekali ini dia menyaksikan selama hampir 16 tahun.
Aahhh……..ia merasa pusing memikirkannya. Lupain ajalah, katanya dalam hati.
***
Itulah yang dialami Eyounk, pacarku.
Ia memang sering mengalaminya. Pernah juga suatu hari dia menceritakan padaku
bahwa Bunda, ibunya, mendengar suara orang mencuci di kamar mandi, tapi setelah
di tengok, malah tidak ada seorang pun disana.
Ia pun sebenarnya sudah sering mendengar kalau hanya semacam itu. Ia tak
pernah merasa takut dengan hal semacam itu sebenarnya. “ngapain takut? Mereka
juga sama seperti kita, makhluk Allah. Jadi kita Cuma harus saling menghargai
dan jangan pernah mengganggu mereka” katanya selalu jika aku merasa takut
dengan ceritanya. Satu-satunya kamar yang ia merasa tidak nyaman untuk dimasuki
adalah kamar adiknya, maklum ia dan adiknya tidak sekamar meski usia mereka
terpaut tidak terlalu jauh. Ia adalah tipe orang tak suka di ganggu. Entah apa
alasan mengapa ia tak nyaman disana, aku tak tahu. Hanya saja seingatku ia
pernah mengatakan kalau jika berada disana ia merasa seperti ada seseorang yang
selalu memperhatikannya. Ku akui, indera perasanya sangat kuat. Mungkin saja
apa yang dirasakanyya itu benar. Sejujurnya aku tak pernah ragu dengannya,
mengingat kemampuan agamanya jauh melebihi aku meskipun ayahku seorang guru
agama dan tokoh agama di desaku. Ku ingat, Younk juga pernah menceritakan
padaku, bahwa ia sering melihat sosok bayangan lewat di depan atau sampingnya
dengan sekilas saja menyerupai anggota keluarganya. Tapi Kalau untuk kasus yang
ini, aku pun sering mengalaminya.
Di tempat kami, ada masyarakat masih
percaya terhadap seseorang yang diyakini sebagai hantu, seperti cerita rakyat
Leak yang dari Bali, yakni seorang manusia yang menjadi makhluk jadi-jadian,
yang oleh orang disini disebut sebagai hantu yang tanpa sepengetahuan dirinya
sendiri atau di bawah alam sadarnya. Mereka ini mencari kotoran-kotoran di
parit ataupun sungai sebagai makanan mereka. Menurut orang disini, mereka
terbang menggunakan tampi/nyiru sebagai sayap mereka. Keberadaan mereka ini
masih sangat diyakini oleh masyarakat setempat, dan biasanya masyarakat
setempat pun tahu siapa orangnya ketika melihat mereka mencari makanan di malam
hari, yang disebut Ngeres, namun di rahasiakan. Kemunculan mereka biasanya di
tandai dengan suara burung hantu, atau oleh orang sini disebut Berirak
Akhirnya
ia pun memutuskan melupakan apa yang dialaminya malam itu. ia mulai merasa
tenang. Malam minggu itu, entah hari atau minggu ke berapa sejak kejadian itu,
ia meneleponku lagi. Biasa, jika malam minggu, dia selalu menelepon. Kan
malmingan, katanya.
“Assalamu`alaikum” salamnya
“Wa`alaikumussalam”
“Sayang lagi ngapain? Udah maem belum?
Udah mandi belum? Oohh maemnya udah, eeh kok mandinya
belum?? Mmmm……..pantesan baunya masih, sampe sini lagi” katanya
Aku tersenyum mendengar kata-katanya.
Dia memang selalu begitu untuk memulai bercanda tiap kali menelepon. Bertanya
tapi menjawab sendiri dengan semaunya
“Kambuh yaa?? Obatnya udah habis? Ya
udah, besok ke Selak Alas lagi ya minta obat” balasku.
Dia tertawa
mendengar kataku. Tawanya yang khas. Membuatku selalu tersenyum mendengarnya.
“Ayank ni sembarangan aja. Ayank lagi
ngapain tu?” tanyanya
“ Ge tidur-tiduran. Eh Yank, tadi
nonton On the Spot nggak?? Serem tau!!
“Apaan pembahasannya? Kok serem? Ini
kan malem MInggu”
“Iya tau!! Tapi tadi beneran serem
lho! Ceritanya itu tentang penampakan-penampakan gitu lho! Di istana Gedung
Putih itu, kata anaknya George Bush itu,
dulu dia sering liat penampakan di dekat tungku perapiannya, katanya sih itu
arwahnya Abraham Lincoln. Iiiiihhh……..serem banget tau yank!!
“Arwah-arwah, sembarangan aja. Nggak
ada itu namanya arwah! Orang mati mana bisa hidup lagi. Kalo bisa hidup lagi,
aku mau deh mati cepet-cepet kalo gitu, kan nanti juga bisa hidup lagi. Gimana
sih!
“Tapi beneran tadi gitu bilangnya”
kata ku membela diri
“Iya aku tahu. Yang salah itu maksudku
mereka , sayang. Itu bukan arwah, tapi jin!!”
“Hhhmm??? Kok jin??” tanyaku tak
mengerti
Ia pun mulai menjelaskanku apa itu
jin, mulai dari kehidupannya, bahkan sampai ke Al-Qur`an dan
pengajian-pengajian yang pernah ia dengar. Katanya jin itu sama seperti
manusia. Jin juga katanya menikah, melakukan hubungan seperti manusia, dan
beranak. Jin itu juga ada yang kafir, tapi ada juga yang muslim, jelasnya. Jin
itu juga tinggal serumah dengan manusia, dan jumlahnya melebihi jumlah manusia.
Itu yang di jelaskannya padaku.
Kami terus mengobrol tentang banyak
hal. Rupanya ia banyak mengetahui apa yang tidak ku ketahui tentang agama,
karena ia sering mendengarkan pengajian-pengajian, bahkan sampai
mendownload-nya juga. Ia terus menjelaskan padaku hingga akhirnya aku tertidur.
Aku tertidur. Dan ia pun sendiri kini.
Tak ada teman berbicara lagi. Untuk perintang waktu, biasanya ia belajar. Kali
ini pun begitu. Ia memang tak suka belajar kecuali di atas jam 10 malam. Entah
apa alasan sebenarnya, tapi ia selalu mengatakan padaku bahwa ia hanya senang
saja belajar tengah malam. Katanya ia bisa lebih fokus, suasananya sepi, bisa
lebih konsent, jawabnya setiap kali ku tanya.
Ia pun mulai membuka bukunya. Cukup
lama ia belajar, hingga jam menunjukkan pukul 11.50 malam kurang lebih. Merasa
jenuh, akhirnya ia pun menonton TV sambil minim minuman kesukaannya, kopi ABC.
Minum kopi membuatnya semakin sulit
mengantuk. Ia ingin meng-sms pacarnya,aku,
namun sepertinya ia merasa tak enak jika harus mengganggu tidurku. Lama
ia menikmati TV-nya, namun belum juga merasa mengantuk. Ia merasa jengkel.
Gara-gara ngopi, jadi gak bisa ngantuk-ngantuk deh,gerutunya kesal. Akhirnya ia pun berniat untuk mencoba tidur
saja.
Segera ia menyiapkan selimut dan
memperbaiki letak bantalnya. Saat itu waktu sudah menunjukkan pukul 01.00
lebih. Suara burung hantu sudah terdengar sejak tadi. Dia telah terbiasa
mendengar itu jika tidur tengah malam. Namun malam ini sepertinya ada yang aneh
di rasakannya. Namun di tepisnya anggapannya, dan memulai untuk mencoba tidur
Akhirnya tak lama kemudian Eyounk
tertidur. Namun baru saja rasanya ia tertidur, ia seperti di bangunkan kembali
oleh suatu suara yang di dengarnya. Perlahan ia menajamkan pendengarannya,
untuk meyakinkan. Srreekk….srreekk…sreekkk…… suara yang di dengarnya semakin
pasti. Akhhirnya ia pun membuka matanya. Matanya nanar mencari asal suara tadi.
Kamarnya terang, karena ia tidak suka mematikan lampu jika tidur. Segera di
arahkannya pandangannya, berharap menemukan sumber suara itu. namun tak dapat
ia temukan. Tapi suara tersebut masih saja terdengar. Ia pun memutuskan untuk
melihat ke ruang sebelah, di ruang keluarga. Disana pun ia tak menemukan asal
suara yang di carinya. Tiba-tiba matanya terbeliak ketika menatap pintu. Pintu
itu……bergerak-gerak!!! Dia segera menguasai dirinya. Di perhatikannya lebih
teliti apa yang menggerakkan pintu itu sehingga bisa berderak-derak. Korden
jendela di dekat pintu utu pun bergerak-gerak namun tidak terlalu keras.
Ternyata angin!! Angin yang menggerakkannya. Lebih di perhatikannya lagi apa
yang samar-samar di balik jendela itu…… dan ternyata…. Ada seseorang yang
berdiri disana!! ia berpikir sejenak. Pintu itu adalah pintu balkon tingkat
atas, dan andaikata itu pencuri, tidak mungkin ia bisa naik karena tembok
belakang rumahnya datar, dan ia tidak mungkin membuat suara ribut atau yang
lebih tidak memungkinkannya lagi untuk bisa menggerakkan korden jendela! Jadi,
tidak salah lagi kalau orang yang berdiri di balik jendela itu
adalah….adalahhh…. hantu!!!!
Ia tak bisa melihat wajah orang itu.
karena ia terlalu tinggi. Dan badannya pun hanya setengah yang terlihat. Bukan
karena badannya yang sepotong, tapi karena tertutup korden, karena ia pun sama
seperti kita. Sesaat kemudian orang itu telah hilang, dan Eyounk pun kembali ke
kamarnya, tidur. Keesokan harinya, ia menceritakan apa yang di lihatnya tadi
malam kepadaku. aku hampir tak percaya, dengan cerita yang begitu ekstrim.
Seperti uji adrenalin saja, ujarku.
Tapi itulah kenyataan yang di alami
pacarku tersayang, Eyounk. Hal-hal semacam itu tak pernah membuatnya takut.
Malah ia semakin sering menasihatiku. Aku senang, karena selalu di ingatkan dan
di beri contoh-contoh yang nyata.