NY_12 Blogger

NY_12 Blogger
Kita Selamanya ^_^

Rabu, 25 September 2013

Cerpen




MISTERI DI BALIK MISTERI

                Ia tak bisa bergerak. Matanya nanap memandang apa yang dilihat di sudut kamar itu. sejenak ia berpikir bahwa itu hanyalah ilusi, namun beberapa detiak ia memperjelas apa yang dilihatnya tanpa berkedip sedikitpun. Tetap saja, sosok itu masih saja ada!! Dialihkannya pandangannya ke arah lain kini, lalu kembali menatap sudut kamar itu. Hilang!!! Sosok itu sudah hilang tak berbekas!!
          Tanpa pikir panjang lagi, ia segera berlari ke ruang bawah setelah sebelumnya sempat menyambar handphone-nya di atas meja. Ia kemudian masuk di kamar adiknya yang kosong. Ia terduduk di tepi ranjang, memikirkan apa yang dilihatnya tadi. Sungguh di luar dugaannya!! Setelah agak tenang, ia menelentangkan badannya, sambil menekan beberapa tombol HP-nya, kemudian menempelkannya di telinga. Menelepon.
***
        jam sudah menunjukkan kurang lebih pukul 08.40 malam. Aku segera membereskan buku-buku yang tadi telah ku pelajari. Tiba-tiba handphone-ku bergetar panjang, tanda ada yang menelepon. Maklum, jika malam aku tak memakai nada. Ku lihat sekilas di layar handphone-ku tertulis “Cyankk Younkk Kdull”. Tumben dia nelpon malem-malem gini, pikirku. KU angkat segera dan terdengar suara di seberang sana menyapa.
          “ Assalamu`alaikum”
          “ Wa`alaikumussala” jawabku. “ ada apa? Kok tumben nelpon malem-malem? Kangen ya?           Tumben kangen”.
          “Baru aja salam udah di serbu. Belum aja di kasi tau, udah duluan nanya” sungutnya
          “iya deh, maaf,maaf… tapi kok nafasnya kayak gitu?? Kayak orang udah lari marathon aja”
          “Emang dah lari tadi dari kamar atas”
          “Ngapain main lari-larian? Malem-malem lagi. Nyadar dong, Younk tu dah tua” Ejekku.
          “Makanya denger dulu! Gimana mau ngasi tau, dari tadi ngomongnya kayak air ngalir” katanya           kesal. “Tadi ada sesuatu di kamar atas, makanya aku lari. Serem tau!!”jelasnya.
          “Haahh??! Apaan? Ceritain donk” pintaku.
          “Gak akan takut kalo ku ceritain? Kan Ayank tidurnya sendirian”
          “Gak kok. Janji gak akan takut” kataku meyakinkan
         
          Lalu ia pun mulai menceritakan apa yang di alami dan di lihatnya tadi. Ketika itu ia sedang menonton TV di kamar atas. Maklum, rumahnya tingkat dua. Ruang atas digunakan sebagai kamar tidur dengan sebuah ruang keluarga lengkap dengan TV-nya, dan ruang bawah digunakan sebagai dapur, ruang tamu,kios, dan ruang keluarga juga lengkap dengan TV-nya. Cukup lama ia bersandar menikmati suguhan hiburan TV, ia pun merasa jenuh dengan keadaannya. Akhirnya ia memperbaiki posisi duduknya sambil sekilas mengalihkan pandangannya ke sudut kamar ruangan tersebut. Apa yang dilihatnya disana cukup membuatnya terkesiap. Detak jantungnya seolah terhenti sejenak sebegitu kagetnya ia melihat apa yang kini bersandar pada dinding tembok itu. sesosok bayangan!! Lama ia menatap bayangan itu tanpa kedip, yang disangka hanya halusinansi belaka,namun tak kunjung hilang. Akhirnya ia yakin dengan apa yang dilihatnya itu. bukan lagi bayangan yang dilihatnya kini, namun nyata sekali bahwa itu adalah sosok tubuh wanita!!! Ia  menunduk. Ya!! Begitu jelas dalam ingatannya bentuk dan rupa perempuan itu, ia menundukkan kepalanya, dan rambutnya yang panjang menutup mukanya hingga di batas dada. Pakaiannya putih, tentu saja. Namun sosok tubuh itu hanya diam saja tak bergerak, meski agak lama ia menatapnya. Seketika akhirnya ia pulih dari kekagetannya yang luar biasa, ia segera mengalihkan pandanganny ke arah lain, berharap bayangan itu takkan terlihat lagi. Benar saja!! Ketika ia kembali mengarahkan pandangannya ke pojok kamar itu, bayangan tadi sudah hilang bagai di hisap tembok!!
***
          Bel keluar main sudah berlalu 5 menit yang lalu. Seperti biasa, Eyounk selalu menyempatkan dirinya untuk selalu datang ke kelasku jika tak ada tugas mendadak yang harus di kerjakannya. Ia berjalan pelan, seperti tak punya tenaga. Linglung kelihatannya. Setelah duduk di dekatnya, ku tanya mengapa ia seperti itu.
          “Kurang tidur tadi malem, sayang…” jawabnya seret. “ gara-gara yang tadi malem, kepikiran           terus sih..”
          “ngapain di pikirin terus sih? Itu kan Cuma bayangan, Cuma temen rumah aja” hiburku.           “emangnya tadi malem tidurnya di kamar mana? Di kamar atas?”
          “iya sih. Emangnya mau tidur dimana lagi?”
          “Yaaa….siapa tahu aja kan,  kirain tidur ama Bunda” ejekku sambil menyebut nama Ibunya. Aku           memang sudah biasa memanggil ibunya seperti itu.
          “Enak aja!! Emangnya aku kayak Ayank apa, anak mami, suka ngambek lagi…” katanya membela           diri
          “Biarin!! Yang penting happy, bisa hidup juga.. udah sana, masuk kelas. Udah mau bel nih”           kataku
          Ia pun kembali ke kelasnya, sambil tak henti-hentinya memikirkan apa yang dlihatnya tadi malam. Memang, siapa pun yang mengalami apa yang ia alami itu, pasti tak akan bisa melupakannya begitu saja. Atau mungkin paling banter malah nggak berani tidur sendirian.
          Tapi ia tidak.Sebenarnya ia telah terbiasa dengan hal-hal semacam ini. Ia pun sudah sering mengalaminya. Tapi untuk yang satu ini, hanya sekali ini dia menyaksikan selama hampir 16 tahun. Aahhh……..ia merasa pusing memikirkannya. Lupain ajalah, katanya dalam hati.
                   ***
          Itulah yang dialami Eyounk, pacarku. Ia memang sering mengalaminya. Pernah juga suatu hari dia menceritakan padaku bahwa Bunda, ibunya, mendengar suara orang mencuci di kamar mandi, tapi setelah di tengok, malah tidak ada seorang pun disana.  Ia pun sebenarnya sudah sering mendengar kalau hanya semacam itu. Ia tak pernah merasa takut dengan hal semacam itu sebenarnya. “ngapain takut? Mereka juga sama seperti kita, makhluk Allah. Jadi kita Cuma harus saling menghargai dan jangan pernah mengganggu mereka” katanya selalu jika aku merasa takut dengan ceritanya. Satu-satunya kamar yang ia merasa tidak nyaman untuk dimasuki adalah kamar adiknya, maklum ia dan adiknya tidak sekamar meski usia mereka terpaut tidak terlalu jauh. Ia adalah tipe orang tak suka di ganggu. Entah apa alasan mengapa ia tak nyaman disana, aku tak tahu. Hanya saja seingatku ia pernah mengatakan kalau jika berada disana ia merasa seperti ada seseorang yang selalu memperhatikannya. Ku akui, indera perasanya sangat kuat. Mungkin saja apa yang dirasakanyya itu benar. Sejujurnya aku tak pernah ragu dengannya, mengingat kemampuan agamanya jauh melebihi aku meskipun ayahku seorang guru agama dan tokoh agama di desaku. Ku ingat, Younk juga pernah menceritakan padaku, bahwa ia sering melihat sosok bayangan lewat di depan atau sampingnya dengan sekilas saja menyerupai anggota keluarganya. Tapi Kalau untuk kasus yang ini, aku pun sering mengalaminya.
          Di tempat kami, ada masyarakat masih percaya terhadap seseorang yang diyakini sebagai hantu, seperti cerita rakyat Leak yang dari Bali, yakni seorang manusia yang menjadi makhluk jadi-jadian, yang oleh orang disini disebut sebagai hantu yang tanpa sepengetahuan dirinya sendiri atau di bawah alam sadarnya. Mereka ini mencari kotoran-kotoran di parit ataupun sungai sebagai makanan mereka. Menurut orang disini, mereka terbang menggunakan tampi/nyiru sebagai sayap mereka. Keberadaan mereka ini masih sangat diyakini oleh masyarakat setempat, dan biasanya masyarakat setempat pun tahu siapa orangnya ketika melihat mereka mencari makanan di malam hari, yang disebut Ngeres, namun di rahasiakan. Kemunculan mereka biasanya di tandai dengan suara burung hantu, atau oleh orang sini disebut Berirak

                    Akhirnya ia pun memutuskan melupakan apa yang dialaminya malam itu. ia mulai merasa tenang. Malam minggu itu, entah hari atau minggu ke berapa sejak kejadian itu, ia meneleponku lagi. Biasa, jika malam minggu, dia selalu menelepon. Kan malmingan, katanya.
          “Assalamu`alaikum” salamnya
          “Wa`alaikumussalam”
          “Sayang lagi ngapain? Udah maem belum? Udah mandi belum? Oohh maemnya udah, eeh kok           mandinya belum?? Mmmm……..pantesan baunya masih, sampe sini lagi” katanya
          Aku tersenyum mendengar kata-katanya. Dia memang selalu begitu untuk memulai bercanda tiap kali menelepon. Bertanya tapi menjawab sendiri dengan semaunya
          “Kambuh yaa?? Obatnya udah habis? Ya udah, besok ke Selak Alas lagi ya minta obat” balasku.          
Dia tertawa mendengar kataku. Tawanya yang khas. Membuatku selalu tersenyum     mendengarnya.
          “Ayank ni sembarangan aja. Ayank lagi ngapain tu?” tanyanya
          “ Ge tidur-tiduran. Eh Yank, tadi nonton On the Spot nggak?? Serem tau!!
          “Apaan pembahasannya? Kok serem? Ini kan malem MInggu”
          “Iya tau!! Tapi tadi beneran serem lho! Ceritanya itu tentang penampakan-penampakan gitu lho! Di istana Gedung Putih itu, kata anaknya  George Bush itu, dulu dia sering liat penampakan di dekat tungku perapiannya, katanya sih itu arwahnya Abraham Lincoln. Iiiiihhh……..serem banget tau yank!!
          “Arwah-arwah, sembarangan aja. Nggak ada itu namanya arwah! Orang mati mana bisa hidup lagi. Kalo bisa hidup lagi, aku mau deh mati cepet-cepet kalo gitu, kan nanti juga bisa hidup lagi. Gimana sih!
          “Tapi beneran tadi gitu bilangnya” kata ku membela diri
          “Iya aku tahu. Yang salah itu maksudku mereka , sayang. Itu bukan arwah, tapi jin!!”
          “Hhhmm??? Kok jin??” tanyaku tak mengerti
          Ia pun mulai menjelaskanku apa itu jin, mulai dari kehidupannya, bahkan sampai ke Al-Qur`an dan pengajian-pengajian yang pernah ia dengar. Katanya jin itu sama seperti manusia. Jin juga katanya menikah, melakukan hubungan seperti manusia, dan beranak. Jin itu juga ada yang kafir, tapi ada juga yang muslim, jelasnya. Jin itu juga tinggal serumah dengan manusia, dan jumlahnya melebihi jumlah manusia. Itu yang di jelaskannya padaku.
          Kami terus mengobrol tentang banyak hal. Rupanya ia banyak mengetahui apa yang tidak ku ketahui tentang agama, karena ia sering mendengarkan pengajian-pengajian, bahkan sampai mendownload-nya juga. Ia terus menjelaskan padaku hingga akhirnya aku tertidur.
          Aku tertidur. Dan ia pun sendiri kini. Tak ada teman berbicara lagi. Untuk perintang waktu, biasanya ia belajar. Kali ini pun begitu. Ia memang tak suka belajar kecuali di atas jam 10 malam. Entah apa alasan sebenarnya, tapi ia selalu mengatakan padaku bahwa ia hanya senang saja belajar tengah malam. Katanya ia bisa lebih fokus, suasananya sepi, bisa lebih konsent, jawabnya setiap kali ku tanya.
          Ia pun mulai membuka bukunya. Cukup lama ia belajar, hingga jam menunjukkan pukul 11.50 malam kurang lebih. Merasa jenuh, akhirnya ia pun menonton TV sambil minim minuman kesukaannya, kopi ABC.
          Minum kopi membuatnya semakin sulit mengantuk. Ia ingin meng-sms pacarnya,aku,  namun sepertinya ia merasa tak enak jika harus mengganggu tidurku. Lama ia menikmati TV-nya, namun belum juga merasa mengantuk. Ia merasa jengkel. Gara-gara ngopi, jadi gak bisa ngantuk-ngantuk deh,gerutunya kesal.  Akhirnya ia pun berniat untuk mencoba tidur saja.
          Segera ia menyiapkan selimut dan memperbaiki letak bantalnya. Saat itu waktu sudah menunjukkan pukul 01.00 lebih. Suara burung hantu sudah terdengar sejak tadi. Dia telah terbiasa mendengar itu jika tidur tengah malam. Namun malam ini sepertinya ada yang aneh di rasakannya. Namun di tepisnya anggapannya, dan memulai untuk mencoba tidur
          Akhirnya tak lama kemudian Eyounk tertidur. Namun baru saja rasanya ia tertidur, ia seperti di bangunkan kembali oleh suatu suara yang di dengarnya. Perlahan ia menajamkan pendengarannya, untuk meyakinkan. Srreekk….srreekk…sreekkk…… suara yang di dengarnya semakin pasti. Akhhirnya ia pun membuka matanya. Matanya nanar mencari asal suara tadi. Kamarnya terang, karena ia tidak suka mematikan lampu jika tidur. Segera di arahkannya pandangannya, berharap menemukan sumber suara itu. namun tak dapat ia temukan. Tapi suara tersebut masih saja terdengar. Ia pun memutuskan untuk melihat ke ruang sebelah, di ruang keluarga. Disana pun ia tak menemukan asal suara yang di carinya. Tiba-tiba matanya terbeliak ketika menatap pintu. Pintu itu……bergerak-gerak!!! Dia segera menguasai dirinya. Di perhatikannya lebih teliti apa yang menggerakkan pintu itu sehingga bisa berderak-derak. Korden jendela di dekat pintu utu pun bergerak-gerak namun tidak terlalu keras. Ternyata angin!! Angin yang menggerakkannya. Lebih di perhatikannya lagi apa yang samar-samar di balik jendela itu…… dan ternyata…. Ada seseorang yang berdiri disana!! ia berpikir sejenak. Pintu itu adalah pintu balkon tingkat atas, dan andaikata itu pencuri, tidak mungkin ia bisa naik karena tembok belakang rumahnya datar, dan ia tidak mungkin membuat suara ribut atau yang lebih tidak memungkinkannya lagi untuk bisa menggerakkan korden jendela! Jadi, tidak salah lagi kalau orang yang berdiri di balik jendela itu adalah….adalahhh…. hantu!!!!
          Ia tak bisa melihat wajah orang itu. karena ia terlalu tinggi. Dan badannya pun hanya setengah yang terlihat. Bukan karena badannya yang sepotong, tapi karena tertutup korden, karena ia pun sama seperti kita. Sesaat kemudian orang itu telah hilang, dan Eyounk pun kembali ke kamarnya, tidur. Keesokan harinya, ia menceritakan apa yang di lihatnya tadi malam kepadaku. aku hampir tak percaya, dengan cerita yang begitu ekstrim. Seperti uji adrenalin saja, ujarku.
          Tapi itulah kenyataan yang di alami pacarku tersayang, Eyounk. Hal-hal semacam itu tak pernah membuatnya takut. Malah ia semakin sering menasihatiku. Aku senang, karena selalu di ingatkan dan di beri contoh-contoh yang nyata.
         
         

Tidak ada komentar:

Posting Komentar